Angin dan ombak saling mengutuk
Petir dan guntur bak celetuk
Hujan berparuh deras mematuk
Namun, hatiku masih kekal menjaga suntuk
Lontaran surat mengenai jarak
Mengolah kata menjadikannya pasak
Menabung rindu dengan hati terserak
Perih, tak ada penawarBagai asin yang tak bisa ditawar
Melempar nasib seperti melempar runcing
Menusuk, menerobos batas hening dan sunyi
Rasaku belum mati Lalu mengapa? Kau datang sebagai peziarah
Kau tak lain dari kata fatamorgana