Pekatnya malam diselimuti kabut suram
Menangis darah penuh rintihan
Melihat dikau di kegelapan
Kutelusuri kabut gelap nan tebal
Melihat Ilusi di penghujung jalan
Kubertanya “nyatakah itu?”
Sebuah surai bercahayakan emas
Aku melamun, hingga rintihan menyadarkanku
Aku bertanya lagi”nyatakah itu?”
Bola mata merah menghampiriku
Dia berkata aku delusi yang kau ciptakan
Aku tampak tapi tak nyata
Aku nestapa
Aku luka
Dan aku wujud derita
Dia merintih menyadarkanku dari lamunanku
Kemudian tersenyum, membuat hatiku gelisah
Aku bertanya lagi” mengapa aku harus menciptakan mu?”
Dia tersenyum dan berkata ” aku luka dan keraguan yang kau ciptakan”
Aku menatap dalam diam menyaksikan dia berlalu
Aku tertegun, benakku beradu
Dia luka yang aku ciptakan
Dia nestapa yang kutorehkan
Dia ilusi yang kubuat
Itulah dia delusiku