Derai hujan membasahi wajah menghilangkan ronamu
Rambut yang terikat kini tergerai
Kau mendudukiku
Menatap awan yang sedang menangis
Kian deras hujan menerpamu
Namun kau tetap diam
Air mata mu kini membaur dengan air hujan
Pelupuk matamu semakin basah
Tak ada isakan atau pun rintihan
Hanya ada kebisuanmu
Gemercik hujan pertanda reda
Namun kau tetap diam
Daun yang tadi basah kini mengering
Matahari yang bersembunyi di balik awan
Kini menampakkan diri
Kau tetap diam
Duduk termangu di bawah pohon
Aku berempati padamu
Ingin kau curahkan keluh kesahmu padaku
Namun kau tetap membisu
Apa yang mengusikmu?
Hingga kau meneteskan air mata yang kian derasnya
Kau beranjak dariku tanpa sepatah katapun
Berlalu hingga bayangmu tak mampu kujangkau lagi
Kau tinggalkan aku dengan kekosongan, diam dalam pertanyaan
Melihat orang-orang berlalu tanpa menyapa
Aku hanya sebatas kursi taman
Yang kau singgahi lalu kau tinggalkan